Adakah yang tahu mengenai kriteria KEBERHASILAN kerja seorang HAKIM?
Sering kita mendengar, membaca maaupun menyaksikan kabar berita mengenai
"keberhasilan" seorang Hakim yang bisa mendapatkan reward berupa tempat
mutasi yang katanya "enak", namun pernahkan kita berpikir, apakah yang
menjadi tolok ukur dari keberhasilan seorang Hakim sehingga mendapatkan
reward yang sedemikian rupa?
Sangat absurd (samar) apabila kita membicarakan tolok ukur keberhasilan seorang Hakim. Ada yang mengatakan bahwa keberhasilan seorang Hakim adalah ketika Hakim tersebut menjatuhkan putusan yang berat terhadap suatu perkara tndak pidana korupsi, lalu bagaimana dengan Hakim yang belum pernah menyidangkan perkara korupsi? Ada juga yang berpendapat bahwa seorang Hakim berhasll ketika menjatuhkan putusan yang ringan terhadap perkara pencurian dengan pertimbangan pelakunya adalah seorang yang miskin karena harta dan butuh makan, benarkah demikian?
Sorotan yang lain adalah ketika seorang Hakim / Majelis Hakim menjatuhkan putusan BEBAS, hujatan dan makianpun tidak jarang akan berdatangan, meskipun sesungguhnya putusan tersebut telah berdasarkan fakta hukum yang terungkap selama persidangan.
Aabila kita membaca "buku pintar" Pedoman Perilaku Hakim, jelas yang tercantum adalah PERINTAH untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan buku tersebut dan LARANGAN terhadap perbuatan yang dapat mencederai moralitas seorng Hakim. Tentunya kita semua sependapat dengan hal tersebut, namun akan lebih bijak kiranya apabila kita sendiri yang tergabung dalam IKAHI juga membuat kriteria untuk menilai kinerja Hakim di Indonesia. Sangat banyak Hakim Indonesia yang memiliki dedikasi dan kinerja yang baik, namun lebih baik apabila penilaian tersebut dibuat dalam suatu kriteria sehingga ketika seorang Hakim memenuhi kriteria tersebut, pantaslah apabila Hakim tersebut mendapatkan REWARD (penghargaan) atas pretasinya. SEMOGA.
Sangat absurd (samar) apabila kita membicarakan tolok ukur keberhasilan seorang Hakim. Ada yang mengatakan bahwa keberhasilan seorang Hakim adalah ketika Hakim tersebut menjatuhkan putusan yang berat terhadap suatu perkara tndak pidana korupsi, lalu bagaimana dengan Hakim yang belum pernah menyidangkan perkara korupsi? Ada juga yang berpendapat bahwa seorang Hakim berhasll ketika menjatuhkan putusan yang ringan terhadap perkara pencurian dengan pertimbangan pelakunya adalah seorang yang miskin karena harta dan butuh makan, benarkah demikian?
Sorotan yang lain adalah ketika seorang Hakim / Majelis Hakim menjatuhkan putusan BEBAS, hujatan dan makianpun tidak jarang akan berdatangan, meskipun sesungguhnya putusan tersebut telah berdasarkan fakta hukum yang terungkap selama persidangan.
Aabila kita membaca "buku pintar" Pedoman Perilaku Hakim, jelas yang tercantum adalah PERINTAH untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan buku tersebut dan LARANGAN terhadap perbuatan yang dapat mencederai moralitas seorng Hakim. Tentunya kita semua sependapat dengan hal tersebut, namun akan lebih bijak kiranya apabila kita sendiri yang tergabung dalam IKAHI juga membuat kriteria untuk menilai kinerja Hakim di Indonesia. Sangat banyak Hakim Indonesia yang memiliki dedikasi dan kinerja yang baik, namun lebih baik apabila penilaian tersebut dibuat dalam suatu kriteria sehingga ketika seorang Hakim memenuhi kriteria tersebut, pantaslah apabila Hakim tersebut mendapatkan REWARD (penghargaan) atas pretasinya. SEMOGA.
