Ritual Mudik menjelang Hari
Raya Idul Fitri telah tuntas dilakukan dengan berbagai variasinya. Masyarakat
yang mudik dengan menggunakan berbagai sarana transportasi baik transportasi
darat, transportasi laut dan transportasi udara. Demikian juga, untuk transportasi
darat, ada yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, baik kereta
api maupun bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Khusus mengenai transportasi
darat, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, terdapat
catatan yang harus mendapat perhatian, yaitu terjadinya berbagai kecelakaan di
beberapa daerah, yang juga merenggut korban jiwa. Sebenarnya, selain
ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup sepanjang perjalanan baik itu
berupa lampu penerangan jalan, marka jalan, ketersediaan tempat istirahat (rest
area) khususnya di jalan tol dan berbagai sarana dan prasarana lainnya, ada
hal-hal yang harus diperhatikan oleh pengguna jalan raya, khususnya bagi para
pengemudi.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh para pengemudi dan seringkali apabila hal-hal ini diabaikan
bisa fatal dan bahkan bisa menjadi kecelakaan di jalan raya. Beberapa hal
tersebut diantaranya adalah :
1. Tidak siap secara mental dan fisik
Biasanya
karena kerepotan menyiapkan segala sesuatu yang akan dibawa mudik, akhirnya
pengemudi menjadi tidak siap baik mental dan fisik, khususnya secara fisik,
energinya sudah terkuras untuk persiapan mudik. Dalam keadaan capek dan lelah,
pengemudi tetap memaksakan untuk tetap berkendara demi bisa mudik secara cepat,
dengan mengabaikan kondisi fisiknya. Ketidakseiapan fisik juga menyebabkan
secara mental, pengemudi tersebut tidak siap apabila menghadapi keadaan darurat
selama perjalanan. Hal ini tentunya akan berbahaya apabila terjadi khususnya
bagi para pengemudi, karena bisa menjadi petaka selama perjalanan mudik.
2. Menganggap jalan raya adalah arena balap
Ini seringkali menjadi penyebab utama
kecelakaan di jalan raya, khususnya di jalan tol, sebab keadaan jalan tol memang
memungkinkan pengendara kendaraan menjalankan kendaraannya melebihi batas
kecepatan yang diijinkan. Apalagi keadaan ini ditambah dengan emosi pengguna
jalan raya yang tidak terkontrol, mudah emosi, yang bisa memancing “adu balap”
di jalan raya.
3. Mengabaikan istirahat karena daerah
tujuan sudah dekat
Idealnya, setiap orang yang mengemudi,
harus istirahat setelah 3 (tiga) atau 4 (empat) jam dan apabila hal ini tidak
dilakukan, bisa memancing terjadinya microsleep
atau terlelap sejenak saat mengemudi. Banyak orang yang beranggapan bahwa
karena daerah tujuan sudah dekat dan hanya perlu waktu tidak lebih dari
setengah jam lagi sudah sampai, akhirnya mengabaikan untuk beristirahat,
padahal sudah mengemudi lebih dari 4 (empat) jam. Harus diingat bahwa
keselamatan berkendara lebih penting dibandingkan dengan cepat sampainya di
tempat tujuan, lebih baik mengorbankan waktu setengah jam untuk istirahat
daripada akhirnya harus beristirahat untuk selamanya.
4. Ngebut adalah cara menghilangkan rasa
kantuk
Ada beberapa
pengendara yang beranggapan bahwa berkendara dengan kecepatan tinggi (ngebut)
adalah salah satu cara untuk menghilangkan rasa kantuk. Jelas anggapan ini
adalah salah, sebab dengan kecepatan tinggi, kendaraan menjadi lebih sulit
untuk dikendalikan dan apabila terjadi keadaan darurat, akan memudahkan
terjadinya kecelakaan.
5. Ketidaksiapan kendaraan
Hal terakhir yang diabaikan oleh orang
yang akan berkendara jarak jauh adalah tidak menyiapkan kendaraannya dengan
baik. Sangat jarang, pengemudi, terutama kendaraan pribadi, melakukan
pengecekan sebelum melakukan perjalanan panjang, bahkan tidak jarang,
perjalanan panjang dilakukan setelah pulang kantor tanpa pernah melakukan
pengecekan kondisi kendaraannya. Hal ini tentu bisa membahayakan bagi
pengendara maupun penumpangnya.
6. Kelebihan jam kerja bagi pengemudi
angkutan umum
Sangat jamak terjadi di Indonesia, di
bis AKAP hanya ada 1 (satu) orang pengemudi, dengan alasan menghemat anggaran
untuk menggaji sopir. Padahal hal ini beresiko terutama bila jarak perjalanannya
jauh, hal ini juga ditambah masih lemahnya sistem perawatan bis pada setiap
Perusahan Otobis (PO), sering dijumpai perawatan bis hanya dilakukan seperlunya.
Kelebihan jam kerja bagi sopir bis AKAP jelas beresiko bagi keselamatan
penumpang yang dibawanya.
Kiranya
itulah beberapa hal yang sering diabaikan oleh para pengguna jalan khususnya
ketika harus melakukan perjalanan panjang selama musim mudik. Semuanya harus
menjadi perhatian kita semua, supaya di masa musim mudik mendatang, bisa lebih
aman dan nyaman selama perjalanan mudik.