Seakan-akan
telah habis kata-kata untuk mengomentari agresi militer Israel terhadap bangsa
dan negara Palestina, entah harus berbicara dengan cara apalagi untuk
menghentikan kebiadaban agresi militer Israel tersebut. Dengan dalih apapun,
agresi militer tersebut mengakibatkan korban jiwa lebih dari 15.000 dan korban
luka yang mencapai puluhan ribu orang serta tidak dihitung lagi jumlah korban
yang hilang atau belum ditemukan diantara reruntuhan bangunan di Gaza.
Secara
hukum Internasional, agresi militer tersebut sudah dapat disebut sebagai
gerakan pembasmian massal atau genoside
dan yang lebih miris lagi, diantara korban tersebut adalah para staf dari
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sedang bekerja membantu para penduduk Gaza
dari kengerian agresi-agresi militer Israel sebelumnya ditambah kurangnya
kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat di Gaza. Para staf PBB tersebut jugaa terdiri dari berbagai
bangsa yang benar-benar telah mengorbankan diri mereka demi pelayanan kemanusiaan,
apalagi terdapat juga korban jiwa dari kalangan jurnalis, yang dengan
keberanian luar biasa telah memberikan laporan pandangan mata langsung di
lokasi pengeboman.
Tidak
bisa dibayangkan ketika melakukan peliputan demi sebuah berita, tiba-tiba ada
bom yang meledak tidak jauh dari tempat jurnalis tersebut berdiri atau bahkan
menjadi korban saat peliputan berita. Benar-benar Hukum Humaniter yang diakui
oleh bangsa-bangsa di dunia, bahkan oleh Israel sekalipun telah dilanggar dan
diinjak-injak tanpa peduli bahwa perbuatan tersebut sudah mencederai rasa
kemanusiaan.
Kepada
para relawan yang masih bertugas di Gaza, kami sangat menghormati dan mengagumi
keberanian anda demi tegaknya kemanusiaan tanpa memandang suku, ras, negara, agama
bahkan kepentingan yang berbeda-beda. Doa kami untuk keselamatan kaalian semua
dan doa kami supaya Israel segera menyadari kesalahannya dan segera
menghentikan genosida yang telah dilakukannya.
Apapun
jenis perangnya, tetap ada aturan-aturan yang harus ditaati, pada jaman dahulu
peperangan diatur hanya dapat dilakukan dari paagi menyingsing hingga matahari
tenggelam, hal ini dikarenakan pada masa itu, masih terbatasnya tekhnologi yang
bisa membantu pengelelihatan di malam hari, sedangkan sekarang perang bisa
dilakukan siang maupun malam hari. Akan tetapi, tetap ada batasan yang harus
dipatuhi diantaranya tidak boleh menyerang orangtua, anak-anak dan wanita,
tidak boleh menyerang tempat ibadah, tidak boleh menyerang fasilitas kesehatan
dan fasilitas umum lainnya, membantu yang terluka, sekalipun itu adalah
lawannya dan masih banyak seabreg lagi aturan Hukum Humaniter lain yang
diberlakukan. Dan, itu semua sudah dilanggar Isarel ketika melakukan agresi
militer saat ini. Mengakhiri tulisan ini, mari kita bersama-sama berdoa bagi
masyarakat Gaza supaya bisa diberikan kekuatan dan tetap tabah, semoga
pertolongan segera datang membantu. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar