ANAK POLAH BAPA KEPRADAH (BAGIAN 2)
Saat ini juga
banyak anak yang terlibat peredaran ilegal narkotika, baik sebagai pemakai
maupun sebagai perantara jual beli ilegal narkotika. Kasus terbaru adalah
terungkapnya anak seorang artis wanita sebagai penyuplai narkotika jenis sabu
dan masih banyak lagi kasus anak yang terlibat tindak pidana lainnya.
Sebagaimana kita
telah ketahui bersama bahwa banyak kejadian KLITHIH yang terjadi di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa itu klithih? Mengutip Fenomena
Klitih Sebagai Bentuk Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Budaya Hukum di Kota
Yogyakarta tulisan Pamungkas (2018), dalam Bahasa Jawa, klitih merupakan
istilah yang merujuk pada kegiatan seseorang keluar rumah di malam hari tanpa
tujuan yang jelas atau cari angin (https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-itu-klithih-kejahatan-jalanan-di-yogyakarta-yang-memakan-banyak-korban-1xpOVZXoZLS/2).
Lebih lanjut,
disebutkan bahwa istilah
klithih diadopsi oleh para remaja atau pelajar untuk menyebut kegiatan naik
motor berombongan yang sering berujung pada
Pertanyaannya adalah, kenapa perilaku negatif tersebut
bisa terjadi? Dalam pandangan kami banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya,
diantaranya :
1)
Kurangnya pengawasan dari orang tua, yaitu
orangtua terlalu percaya akan kegiatan anak-anaknya sehingga tidak melakukan
pengawasan terhadap segala perilaku anak-anaknya dan ketika terjadi penangkapan
terhadap anaknya, orangtua tersebut baru mengetahuinya, bahkan seringkali
justru menyalahkan aparat penegak hukum karena menangkap anaknya tanpa
melakukan introspeksi diri kenapa anaknya ditangkap oleh pihak yang berwajib;
2)
Karena anak meniru perilaku orangtuanya,
karena bagaimanapun orangtua adalah guru bagi anak-anaknya, apa yang dilakukan
oleh orangtua adalah contoh bagi perilaku anak-anaknya, meskipun hal ini masih
bisa diperdebatkan, namun yang sering terjadi adalah demikian. Orangtua yang
berperilaku kasar baik ucapan maupun tindakannya pasti akan ditiru oleh
anak-anaknya. Harus dibedakan antara ucapan yang keras dengan ucapan yang
kasar, ucapan yang keras hanya sifatnya berbicara secara lantang sedangkan ucapan
yang kasar seringkali diikuti dengan ucapan yang berfiat menghina, mencela atau
merendahkan bahkan dengan ucapan yang mengeluarkan nama-nama binatang;
3)
Meniru perilaku yang didapat dalam pergaulan
sehari-hari termasuk di sini adalah meniru apa yang dilihat, dibaca dan
didengar dari media baik media elektronik, seperti televisi, radio, maupun dari
media cetak seperti koran, majalah, tabloid bahkan dari media sosial yang
sedang populer saat ini, seperti twitter, facebook, tiktok maupun media
sejenisnya;
4)
Pengaruh lainnya yang sifatnya negatif yang
didapat tanpa disaring terlebih dahulu.
Kemudian, apa yang didapat ketika seorang
anak berperilaku negatif? Tidak lain adalah kerepotan yang didapatkan oleh
orangtuanya. Setiap orangtua pasti akan melakukan apapun ketika anaknya
ditangkap oleh pihak yang berwajib bahkan dengan melakukan hal yang negatif
sekalipun, misalnya melakukan suap kepada pihak yang berwajib agar anaknya
dikeluarkan atau diringankan hukumannya.
Disadari ataupun tidak, hal tersebut justru
semakin merugikan sang anak karena terus diajarkan hal-hal yang tidak baik. Sebagai
orangtua, sudah saatnya kita menyadari bahwa tugas sebagai orangtua sangat
berat karena akan dipertanggungjawabkan baik di dunia dan di akhirat. Akhirnya,
kita semua sebagai orangtua harus melakukan introspeksi diri apakah kita sudah
melakukan perbuatan yang baik yang bisa dijadikan contoh bagi anak-anak kita.
SEMOGA. (TAMAT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar