Jumat, 18 Desember 2015

PERATURAN PEMERINTAH


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR   88  TAHUN  2014
TENTANG
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang  :  bahwa  untuk  melaksanakan  ketentuan  Pasal  11  UndangUndang  Nomor  1  Tahun  2011  tentang  Perumahan  dan
Kawasan  Permukiman  dan  Pasal  12  Undang-Undang
Nomor  20  Tahun  2011  tentang  Rumah  Susun,  perlu
menetapkan  Peraturan  Pemerintah  tentang  Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
Mengingat  :  1.  Pasal  5  ayat  (2)  Undang-Undang  Dasar  Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2.  Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  2011  tentang
Perumahan  dan  Kawasan  Permukiman  (Lembaran
Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2011  Nomor  7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5188);
3.  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia
Tahun  2011  Nomor  108,  Tambahan  Lembaran  Negara
Republik Indonesia Nomor 5252);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan  :  PERATURAN  PEMERINTAH  TENTANG  PEMBINAAN
PENYELENGGARAAN  PERUMAHAN  DAN
KAWASAN PERMUKIMAN.
BAB  I . . .
- 2 -BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1.  Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan  Kawasan
Permukiman  adalah  upaya  yang  dilakukan  oleh  Menteri,
gubernur,  dan  bupati/walikota  sesuai  dengan
kewenangannya,  untuk  mewujudkan  tercapainya  tujuan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
2.  Pemerintah  Pusat,  yang  selanjutnya  disebut  Pemerintah
adalah  Presiden  Republik  Indonesia  sebagaimana  dimaksud
dalam  Undang-undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia
Tahun 1945.
3.  Pemerintah  Daerah  adalah  gubernur,  bupati/walikota,  dan
perangkat  daerah  sebagai  unsur  penyelenggara  pemerintah
daerah.
4.  Menteri  adalah  menteri  yang  menyelenggarakan  urusan
pemerintahan  di  bidang  perumahan  dan
kawasan permukiman.
BAB II
PEMBINAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1)  Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan
Kawasan Permukiman menjadi tanggung jawab:
a.  Menteri pada tingkat nasional;
b.  gubernur pada tingkat provinsi; dan
c.  bupati/walikota pada tingkat kabupaten/kota.
(2)  Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan
Kawasan Permukiman dilaksanakan secara berjenjang dari:
a. Menteri . . .
- 3 -a.  Menteri  kepada  gubernur,  bupati/walikota,  dan
pemangku kepentingan;
b.  gubernur  kepada  bupati/walikota  dan  pemangku
kepentingan; dan
c.  bupati/walikota kepada pemangku kepentingan.
Pasal 3
Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan  Kawasan
Permukiman dilakukan terhadap aspek:
a.  perencanaan;
b.  pengaturan;
c.  pengendalian; dan
d.  pengawasan.
Bagian Kedua
Pembinaan Perencanaan
Pasal 4
(1)  Pembinaan  perencanaan  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal 3 huruf a dilakukan terhadap penyusunan:
a.  perencanaan  program  dan  kegiatan  bidang  perumahan
dan  kawasan  permukiman  pada  tingkat  nasional,
provinsi,  atau  kabupaten/kota  yang  ditetapkan  dalam
rencana  pembangunan  jangka  panjang,  jangka
menengah,  tahunan  sesuai  ketentuan  peraturan
perundang-undangan; dan
b.  perencanaan  pembangunan  dan  pengembangan
perumahan  dan  kawasan  permukiman  tingkat  nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota.
(2)  Pembinaan  penyusunan  perencanaan  program  dan  kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan  oleh
Menteri  kepada gubernur dan bupati/walikota  dalam rangka
penyusunan program dan kegiatan.
(3) Pembinaan . . .
- 4 -(3)  Pembinaan  penyusunan  perencanaan  pembangunan  dan
pengembangan  perumahan  dan  kawasan  permukiman
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf  b  di  daerah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan  dari  program dan
kegiatan  di  bidang  perumahan  dan  kawasan  permukiman
tingkat provinsi atau kabupaten/kota.
Bagian Ketiga
Pembinaan Pengaturan
Pasal 5
(1)  Pembinaan  pengaturan  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal  3  huruf  b  dilakukan  dalam  penyusunan  peraturan
perundang-undangan.
(2)  Pembinaan  pengaturan  sebagaimana  dimaksud
pada  ayat  (1)  di  bidang  perumahan  dan  kawasan
permukiman selain  rumah susun dilakukan terhadap aspek:
a.  penyediaan tanah;
b.  pembangunan;
c.  pemanfaatan;
d.  pemeliharaan; dan
e.  pendanaan dan pembiayaan.
(3)  Pembinaan pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
di bidang rumah susun dilakukan terhadap aspek:
a.  pembangunan;
b.  penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan;
c.  pengelolaan;
d.  peningkatan kualitas;
e.  kelembagaan; dan
f.  pendanaan dan pembiayaan.
Bagian Keempat . . .
- 5 -Bagian Keempat
Pembinaan Pengendalian
Pasal 6
(1)  Pembinaan  pengendalian  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal  3  huruf  c  dilakukan  terhadap  rumah,  perumahan,
permukiman,  lingkungan  hunian,  dan  kawasan
permukiman.
(2)  Pembinaan  pengendalian  sebagaimana  dimaksud
pada  ayat  (1)  dilakukan  terhadap  perizinan,  penertiban,  dan
penataan  di  bidang  perumahan  dan  kawasan  permukiman
pada  pemerintah  daerah  kabupaten/kota,  khusus  Daerah
Khusus Ibukota Jakarta pada pemerintah provinsi.
(3)  Pembinaan  pengendalian  sebagaimana  dimaksud
pada  ayat  (1)  dan  ayat  (2)  dilaksanakan  sesuai  dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kelima
Pembinaan Pengawasan
Pasal 7
(1)  Pembinaan  pengawasan  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal  3  huruf  d  dilakukan  melalui  kegiatan  pemantauan,
evaluasi,  dan  koreksi  dalam  penyelenggaraan  perumahan
dan  kawasan  permukiman  sesuai  dengan  ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2)  Kegiatan  pemantauan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)
merupakan  kegiatan  untuk  melakukan  pengamatan  dan
pencatatan  penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan
permukiman.
(3)  Kegiatan  evaluasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)
merupakan  kegiatan  untuk  menilai  dan  mengukur  hasil
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
(4) Kegiatan . . .
- 6 -(4)  Kegiatan  koreksi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)
merupakan  kegiatan  untuk  memberikan  rekomendasi
perbaikan  terhadap  hasil  evaluasi  penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
BAB III
TATA CARA PEMBINAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan  Kawasan
Permukiman  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3  dilaksanakan
dengan cara:
a.  koordinasi;
b.  sosialisasi peraturan perundang-undangan;
c.  pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi;
d.  pendidikan dan pelatihan;
e.  penelitian dan pengembangan;
f.  pendampingan dan pemberdayaan; dan/atau
g.  pengembangan sistem layanan informasi dan komunikasi.
Bagian Kedua
Koordinasi
Pasal 9
(1)  Koordinasi  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  8  huruf  a
merupakan  kegiatan  sinkronisasi  dan  evaluasi
antar-pemerintahan  dalam  penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.
(2)  Koordinasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  dalam
penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan  permukiman
dilakukan dalam rangka:
a. merumuskan . . .
- 7 -a.  merumuskan  dan  menetapkan  kebijakan  dan  strategi
nasional  di  bidang  perumahan  dan  kawasan
permukiman;
b.  mengawasi  dan  mengendalikan  kebijakan  di  bidang
perumahan dan kawasan permukiman; dan/atau
c.  pemanfaatan  teknologi  dan  rancang  bangun  yang  ramah
lingkungan  serta  pemanfaatan  industri  bahan  bangunan
yang  mengutamakan  sumber  daya  dalam  negeri  dan
kearifan lokal.
Bagian Ketiga
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 10
(1)  Sosialisasi  peraturan  perundang-undangan  sebagaimana
dimaksud  dalam  Pasal  8  huruf  b  di  bidang  perumahan  dan
kawasan  permukiman  dilakukan  oleh  Menteri  kepada
gubernur dan/atau bupati/walikota.
(2)  Sosialisasi  peraturan  perundang-undangan  sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap:
a.  peraturan  perundang-undangan  serta  kebijakan  dan
strategi  penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan
permukiman,  sinkronisasi  peraturan
perundang-undangan  serta  kebijakan  dan  strategi
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
b.  standar  pelayanan  minimal  di  bidang  perumahan  dan
kawasan permukiman; dan/atau
c.  sinkronisasi  kebijakan  tentang  pendayagunaan  dan
pemanfaatan  hasil  rekayasa  teknologi  di  bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
Bagian Keempat
Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi
Pasal 11
(1)  Pemberian  bimbingan,  supervisi,  dan  konsultasi
sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  8  huruf  c  dilakukan
terhadap  kebijakan  di  bidang  perumahan  dan  kawasan
permukiman.
(2) Pemberian . . .
- 8 -(2)  Pemberian  bimbingan,  supervisi,  dan  konsultasi
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  dilakukan  dalam
rangka:
a.  menyusun  norma,  standar,  prosedur,  dan  kriteria  di
bidang perumahan dan kawasan permukiman;
b.  menyusun  dan  menyempurnakan  peraturan  perundangundangan  di  bidang  perumahan  dan  kawasan
permukiman di daerah;
c.  melakukan  peningkatan  kualitas  terhadap  perumahan
kumuh dan permukiman kumuh;
d.  mengelola prasarana, sarana, dan utilitas umum;
e.  mengelola  bagian  bersama  dan  benda  bersama  rumah
susun; dan/atau
f.  memfasilitasi  kerjasama  antara  Pemerintah  dan  badan
hukum di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
Bagian Kelima
Pendidikan dan Pelatihan
Pasal 12
(1)  Pendidikan  dan  pelatihan  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal  8  huruf  d  dilakukan  untuk  meningkatkan  kapasitas
dan  kompetensi  pemangku  kepentingan  dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
(2)  Pendidikan  dan  pelatihan  sebagaimana  dimaksud  pada
ayat (1) mencakup materi:
a.  teknis manajerial;
b.  penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan  permukiman;
dan/atau
c.  keahlian  perencanaan  dan  perancangan  rumah  serta
perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
(3) Keahlian . . .
- 9 -(3)  Keahlian  perencanaan  dan  perancangan  rumah  serta
perencanaan  prasarana,  sarana,  dan  utilitas  umum
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  huruf  c  diberikan
sertifikat  keahlian,  kualifikasi,  klasifikasi,  dan  registrasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 13
Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud  dalam Pasal 12
dapat  dilakukan  melalui  kerjasama  dengan  Pemerintah  Daerah,
perguruan  tinggi  dan/atau  lembaga  pendidikan  dan  pelatihan
lainnya  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan
perundang-undangan.
Bagian Keenam
Penelitian dan Pengembangan
Pasal 14
(1)  Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf e dimaksudkan untuk:
a.  menganalisis  pelaksanaan  kebijakan  di  bidang
perumahan dan kawasan permukiman;
b.  menghasilkan  teknologi  perumahan  dan  kawasan
permukiman  yang  bermanfaat,  aplikatif,  inovatif,  dan
kompetitif serta berwawasan lingkungan; dan
c.  memberikan  acuan  terhadap  substansi  penyusunan
norma,  standar,  prosedur,  dan  kriteria  di  bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
(2)  Penelitian  dan  pengembangan  sebagaimana  dimaksud  pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai kebutuhan.
(3)  Penelitian  dan  pengembangan  sebagaimana  dimaksud
pada  ayat  (1)  dapat  dilakukan  dengan  bekerjasama  dengan
perguruan  tinggi  atau  lembaga  lainnya  sesuai  dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketujuh . . .
- 10 -Bagian Ketujuh
Pendampingan dan Pemberdayaan
Pasal 15
(1)  Pendampingan  dan  pemberdayaan  sebagaimana  dimaksud
dalam  Pasal  8  huruf  f  dilakukan  dalam  rangka  peningkatan
kemampuan  dalam  pelaksanaan  kebijakan  tingkat  nasional
dan/atau tingkat daerah.
(2)  Pendampingan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)
dilakukan  melalui  penyusunan  petunjuk  pelaksanaan  atau
petujuk  teknis  pelaksanaan  kebijakan  di  bidang  perumahan
dan kawasan permukiman.
(3)  Pemberdayaan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)
dilakukan  untuk  peningkatan  kapasitas  dan  kompetensi
Pemerintah,  Pemerintah  Daerah,  dan  pemangku
kepentingan.
Pasal 16
Pemberdayaan  pemangku  kepentingan  sebagaimana  dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (3) dilakukan melalui:
a.  fasilitasi  forum  pengembangan  perumahan  dan  kawasan
permukiman;
b.  mengakomodasi  partisipasi  masyarakat  dalam
penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan  permukiman;
dan
c.  meningkatkan  pengawasan  terhadap  penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman.
Bagian Kedelapan
Pengembangan Sistem Layanan Informasi dan Komunikasi
Pasal 17
(1)  Pengembangan  sistem  layanan  informasi  dan  komunikasi
sebagaimana dimaksud  dalam Pasal  8  huruf g  dalam rangka
memberikan  informasi  di  bidang  perumahan  dan  kawasan
permukiman kepada pemangku kepentingan.
(2) Informasi . . .
- 11 -(2)  Informasi  publik  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1),
meliputi:
a.  teknologi rancang bangun;
b.  bahan bangunan;
c.  produk hukum;
d.  program dan kegiatan;
e.  pengaduan masyarakat; dan
f.  informasi publik lainnya.
Pasal 18
(1)  Pengembangan  sistem  informasi  dan  komunikasi  dilakukan
melalui  menyusun  dan  menyediakan  basis  data,
pemutakhiran  data,  jaringan,  perangkat  keras,  dan
perangkat lunak.
(2)  Pengembangan  sistem  informasi  dan  komunikasi
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  didukung  oleh  sumber
daya manusia serta prasarana dan sarana kerja.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan  Pemerintah  ini  mulai  berlaku  pada  tanggal
diundangkan.
Agar . . .
- 12 -Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan  Pemerintah  ini  dengan  penempatannya  dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA  TAHUN  2014  NOMOR  320
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR   88  TAHUN  2014
TENTANG
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
I.  UMUM
Penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan  permukiman  merupakan
aktualisasi  pandangan  bangsa  Indonesia  dalam  memposisikan  nilai
strategis  rumah  yang  layak  dan  terjangkau  didukung  dengan  prasarana,
sarana, dan utilitas umum yang memadai. Ketersediaan rumah yang layak
huni  baik  dalam  bentuk  rumah  tunggal,  rumah  deret,  maupun  rumah
susun merupakan sarana pendidikan dan pengembangan kepribadian yang
lebih  responsif  yang  dapat  meningkatkan  kewibawaan  bangsa  dalam
pergaulan  dunia.  Dalam  rangka  menjamin  penyelenggaraan  perumahan
dan  kawasan  permukiman  yang  efektif  dan  efisien  perlu  didukung  oleh
Pemerintah  dan  Pemerintah  Daerah  sesuai  kewenangannya  melalui
Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan  Kawasan  Permukiman
merupakan  upaya  yang  dilakukan  oleh  Menteri,  gubernur,  dan/atau
bupati/walikota  untuk  mewujudkan  tercapainya  tujuan  penyelenggaraan
perumahan  dan  kawasan  permukiman.  Pembinaan  dilakukan  dalam
lingkup  perencanaan,  pengaturan,  pengendalian,  dan  pengawasan.
Tanggung  jawab  pemerintah  dilakukan  melalui  koordinasi;  sosialisasi
peraturan  perundang-undangan;  bimbingan,  supervisi  dan  konsultasi;
pendidikan  dan  pelatihan;  penelitian  dan  pengembangan;  pendampingan
dan pemberdayaan; serta pengembangan sistem informasi dan komunikasi.
Pengaturan . . .
- 2 -Pengaturan  Pembinaan  Penyelenggaraan  Perumahan  dan  Kawasan
Permukiman  akan  memberikan  kemudahan  dalam  mewujudkan
penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan  permukiman  melalui
peningkatan  kapasitas  terkait  sumber  daya  manusia,  prasarana  dan
sarana,  kelembagaan,  dan  pendanaan  dengan  mengikutsertakan  peran
pemangku  kepentingan  di  bidang  perumahan  dan  kawasan  permukiman,
antara  lain  kalangan  pelaku  pembangunan,  perbankan,  profesional,
akademisi,  maupun  masyarakat.  Hal  ini  akan  menciptakan  keseimbangan
dalam  penyusunan,  pelaksanaan,  maupun  pengawasan  kebijakan  yang
dibuat oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sehingga mewujudkan
manajemen  pemerintahan  yang  kuat  dengan  berpedoman  pada  tata
pemerintahan yang baik.
II.  PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pemangku kepentingan” antara lain
swasta,  lembaga  keuangan,  pengembang,  kontraktor,
akademisi perguruan tinggi, serta masyarakat secara umum.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b . . .
- 3 -Huruf b
Yang  dimaksud  dengan  “perencanaan  pembangunan  dan
pengembangan  perumahan  dan  kawasan  permukiman”  adalah
dokumen perencanaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman  yang  terdiri  dari  perencanaan  periode  20
(dua  puluh)  tahun  untuk  jangka  panjang,  periode  5  (lima)  tahun
untuk jangka menengah, dan periode 1 (satu) tahun untuk jangka
tahunan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Yang  dimaksud  “sosialisasi”  adalah  kegiatan  penyebarluasan
informasi  mengenai  peraturan  perundang-undangan  termasuk
norma,  standar,  prosedur  dan  kriteria  kepada  Pemerintah  Daerah
dan para pemangku kepentingan di bidang perumahan dan  kawasan
permukiman,  agar  sesuai  dengan  tujuan  peraturan  perundangundangan tersebut.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12 . . .
- 4 -Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang  dimaksud  “teknis  manajerial”  adalah  kegiatan  untuk
meningkatkan  atau  mengembangkan  kemampuan  untuk
mengatur,  mengoordinasikan  dan  menggerakkan  semua  potensi
yang  ada  dalam  organisasi  untuk  mencapai  tujuan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
Huruf b
Yang  dimaksud  “penyelenggaraan  perumahan  dan  kawasan
permukiman”  adalah  kegiatan  untuk  merencanakan,
membangun,  memanfaatkan,  dan  mengendalikan  bidang
perumahan  dan  kawasan  permukiman  dalam  skala  rumah,
perumahan,  permukiman,  lingkungan  hunian,  dan  kawasan
permukiman  serta  dalam  bentuk  rumah  tunggal,  rumah  deret,
dan/atau  rumah  susun  yang  didukung  dengan  prasarana,
sarana, dan utilitas umum yang memadai.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang  dimaksud  dengan “penelitian dan pengembangan  dilaksanakan
sesuai  kebutuhan”  adalah  suatu  kegiatan  yang  digunakan  untuk
memvalidasi  serta  mengembangkannya,  yang  dilakukan  terhadap
pelaksanaan  kebijakan  dan  teknologi  di  bidang  perumahan  dan
kawasan  permukiman  yang  menjadi  prioritas.  Penelitian  dan
pengembangan  yang  dihasilkan  dapat  dijadikan  landasan  dalam
membuat suatu kebijakan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 15 . . .
- 5 -Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang  dimaksud  dengan  “informasi  publik  lainnya”  adalah
pengetahuan  atau  data  di  bidang  perumahan  dan  kawasan
permukiman yang harus dipublikasikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang  dimaksud  dengan  “prasarana  dan  sarana  kerja“  antara  lain
ruangan,  meja,  perangkat  komputer,  aplikasi  yang  berwujud
software, dll.
Pasal 19
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR  5615
- 6 -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIMANA TANAH DIPIJAK, DISANA NASI DIMAKAN

                Sebuah prinsip yang selalu saya pegang saat saya masih sering merantau dan sebagai informasi saja, saya sudah berantau d...