Menulislah Maka Namamu Akan Dikenal
Hari ini kami buatkan tulisan yang mungkin bisa memberikan inspirasi kepada kita semua. Tulisan ini berkaitan dengan keadaan riil di Indonesia yang minim literasi (bahan tulisan) dan minim atau rendahnya minat membaca bahan bacaan yang berkualitas, meskipun disampaikan melalui media sosial sekalipun. Dalam tulisan ini Admin akan menggunakan penyebutan SAYA untuk mempermudah dalam membacanya.
Berawal dari sekitar tahun 2013 saat bertugas di Tegal, saya diberikan kesempatan untuk mengambil kuliah Magister Hukum tapi kuliahnya di Semarang. Kuliah setiap akhir pekan yaitu Jum'at dan Sabtu, terkadang sampai hari Minggu, bolak balik Tegal Semarang, benar-benar penuh perjuangan dan alhamdulillah bisa selesai.
Pada saat kuliah S2 tersebut, saya mendapatkan tugas untuk menulis berbagai macam makalah hukum dengan beebagai judul dan topik. Dari kebiasaan menulis berbagai makalah tersebut, akhirnya ketika lulus S2 di tahun 2015, kebiasaan tersebut berlanjut, meskipun tidak sesering saat masih kuliah.
Perlahan namun pasti, saya berhasil menulis beberapa topik hukum, kemudian karena dari tahun 2015 saya sudah menjadi penulis di Blogger (santhoshakim.blogger.com), maka terpikirkan bahwa saya sebagai seorang sarjana hukum memiliki kewajiban untuk membagikan ilmu saya kepada masyarakat, sehingga kemudian di tahun 2016, saya membuat Halaman Belajar Hukum itu Mudah (BHiM) ini. Harapan saya supaya bisa memberikan pencerahan di bidang hukum kepada masyarakat semampu saya.
Dari tahun 2015, saya sudah sering mengirimkan tulisan saya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris ke beberapa Jurnal Internasional dan sempat kurang lebih 4 (empat) kali terbit. Dari hal tersebut, makalah saaya mulai menjadi rujukan dari beberapa adik-adik mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi bahkan beberapa orang Hakim Agung Indonesia juga menggunakannya sebagai dasar penulisan Disertasi (S3) beliau, tentunya dengan penambahan bahan tulisan yang lebih lengkap.
Kemudian, dari tahun 2016, saya mencoba untuk mendaftarkan diri pada beberapa Seminar Internasional namun saya lebih memilih yang diadakan di luar negeri, dengan pertimbangan bahwa saya akan lebih banyak belajar dari para pakar yang berasal dari luar negeri. Dan alhamdulillah, beberapa kali saya diundang sebagai pembicara di Seminar Internasional, diantaranya yang diadakan di Kuala Lumpur, Bangkok dan SIngapura. Namun ada satu Seminar Internasional yang terpaksa dibatalkan, yaitu yang diadakan di London pada tahun 2020 dikarenakan ada saat itu sedang puncaknya penyebaran Covid-19, meskipun pada saat itu saya sudah persiapan untuk berangkat ke London.
Beberapa tahun belakangan ini, saya mencoba untuk mendaftarkan diri pada program beasiswa S3 di luar negeri. Pasti banyak yang bertanya kenapa tidak mengambil beasiswa S3 di dalam negeri, hal ini dikarenakan hampir seluruh beasiswa S3 di dalam negeri dibatasi oleh usia yaitu maksimal 45 tahun sedangkan usia saya sendiri sudah diatas 45 tahun, jadi tidak akan mungkin diterima.
Dari beberapa penawaran beasiswa dari luar negeri tersebut, sebagian ada yang mengenakan biaya atas pendaftarannya yang besarannya cukup besar dalam kurs rupiah meskipun beasiswa yang diberikan merupakan beasiswa penuh, dalam arti selain uang kuliah juga ditanggung biaya hidup, termasuk kalo membawa suami/istri, uang penelitian termasuk tiket pesawat pulang pergi ke Indonesia sebanyak 2 (dua) kali dalam satu tahun. Karena memang saya tidak memiliki biaya untuk membayar biaya pendaftaran, maka saya tetap mencari yang bebas biaya pendaftaran dan alhamdulilah saya mendapatkan beberapa penawaran dari perguruan tinggi di Rusia, sambil menunggu juga jawaban atas pendaftaran di Hungaria maupun Rumania.
Mungkin banyak yang bertanya bagaimana bisa mendapatkan penawaran tersebut? Pada dasarnya ketika kita mendaftar, selalu ada kolom dalam formulir pendaftaran yang berisi link website yang berkaitan dengan keaktifan kita menulis secara online atau apabila kita mempunyai buku yang sudah dicetak. Meskipun bukan syarat utama, tetapi hal tersebut dapat membantu kita ketika kita mendaftar beasiswa di luar negeri. Mereka akan melihat apakah pendaftarnya adalah calon siswa yang aktif menulis atau hanya suka plagiat.
Akhir kata, tulisan ini tidak bermaksud untuk membanggakan diri, namun hanya sebuah motivasi bagi kita semua, tidak ada yang tidak mungkin terjadi kalau tidak rajin menulis. Dengan rajin menulis, nama kita akan dikenal bukan hanya di tingkat nasional namun juga di tingkat internasional. Namun harus diingat, yang dinilai adalah tulisan ilmiah, bukan tulisan yang berisi ujaran kebencian, narasi yang tidak jelas dan sejenisnya. Apabila tulisan tersebut berisi kritikan terhadap kebijakan pemerintah, juga harus dalam bentuk ilmiah dan didasari dengan data ilmiah yang benar dan bukan dibuat-buat.
Akhir kata, semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan motivasi bagi kita semua. Kita harus bisa menunjukkan kepada dunia internasional bahwa bangsa kita bukan bangsa yang miskin literasi namun bangsa yang gemar menulis dan membaca. Terima kasih kepada semua yang sudah mengikuti Halaman Belajar Hukum itu Mudah (BHiM) ini dan juga yang sudah mengikuti blog saya, semoga Allah, Tuhan Yang Mahas Esa melindungi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar